Sumber Kesaksian: Herce Rompis |
Hari itu, Herce Rompis berulang tahun yang ke 53. Tapi itu mungkin merupakan ulang tahun yang terakhir dalam hidupnya. Karena hari itu, ia terbaring tanpa harapan di sebuah rumah sakit.
Suami: Kenapa harus terjadi pada saat ulang tahun itu… Padahal seharusnya kami sama-sama bersukacita, tapi kok Tuhan ijinkan hal ini terjadi. Kakak sulung: Perasaan kami sangat sedih sekali dan kami menyanyikan Happy Birthday sambil menangis. Dan satu persatu kami berdoa, kami minta pada Tuhan Yesus supaya menolong adik kami. Kami benar-benar minta tolong dan sembah sujud pada Tuhan supaya adik kami disembuhkan.
Prof. Bob: Waktu itu saya juga pesimis, karena kalau orang sudah tidak ada nafasnya itu sudah buruk sekali. Dia juga kan lumpuh. Akhirnya ditemukan bahwa Herce menderita miastenia gravis yang akut. Miastenia gravis merupakan penyakit auto-imune, ini berarti imunitas Herce terganggu, sehingga terjadi kelumpuhan. Menurut dokter, oksigen yang ada di kepala Herce hanya tinggal 10%.
Kakak sulung: Kami semua langsung berdoa, saya bilang Tuhan kami percaya bahwa Engkau akan mendengar doa-doa kami. Herce: Di ICU itu saya merasa melihat film “The Passion of The Christ”, saya melihat Yesus itu mati untuk saya. Saya hanya melihat itu dan saya berkata bahwasanya untuk selamanya kasih setia Tuhan. Itu yang saya sebut. Saya memang merasakan ada yang selalu membelai saya, seperti ada sesuatu yang menguatkan saya.
Prof. Bob: Memang itu mukjijat Tuhan… Karena sudah tiga kali dia dalam kondisi kritis tapi bisa sembuh. Suami: Tuhan itu luar biasa, Tuhan masih ijinkan dia hidup dengan kami, dan Tuhan kabulkan doa kami. Kakak: kami semua bersukacita dan mengucap syukur, Tuhan itu baik.
|
