\u201cKarena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya<\/em>.\u201d Yakobus 5:16<\/p>\n

Sebagai umat Tuhan tentunya kita senantiasa menaikkan doa kepadaNya, entah itu doa untuk kebutuhan, perlindungan, kelepasan, permohonan, ucapan syukur, syafaat dan lain sebagainya. Tetapi seringkali terjadi bahwa kita sendiri kurang yakin apakah doa yang dinaikkan itu benar-benar membawa pengaruh dalam kehidupan kita.<\/p>\n

Bahkan ada waktu-waktu tertentu kita malah meminta orang lain yang kita anggap lebih rohani dari kita, <\/span>mungkin bapa rohani kita, gembala, ataupun pendeta, untuk berdoa bagi kita. Kita menganggap bahwa kalau mereka yang berdoa, pasti lebih \u201campuh\u201d dibanding kalau kita yang menaikkan doa tersebut. Sehingga pada akhirnya, pendeta-lah yang dianggap memiliki \u201ckesaktian\u201d dalam berdoa.<\/p>\n

Tuhan memang memakai sebagian orang yang khusus dipanggil olehNya untuk melayani umatNya dalam pelayanan pekerjaan Tuhan seperti di gereja. Dan otoritas daripadaNya juga turun ke atas mereka. Dan bukan suatu kesalahan jika kita meminta dukungan doa dari mereka. Tetapi dalam hal berdoa, Tuhan tidak membatasi siapa saja yang dapat menaikkan doa yang memiliki kuasa dan benar-benar membawa pengaruh bagi kehidupan kita. Bahkan orang yang baru menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatnya-pun juga bisa memilki doa yang mempunyai kuasa.<\/p>\n

Kalau begitu, bagaimana dapat memiliki doa yang penuh kuasa<\/strong>, supaya kita tidak lagi bergantung kepada orang lain untuk berdoa bagi diri kita sendiri?<\/p>\n

1. Mengaku Dosa<\/strong><\/p>\n

<\/ins><\/ins>\u201cKarena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu<\/em>\u201d Yak 5:16a<\/p>\n

Halangan yang paling utama bagi doa kita adalah dosa. Sebanyak apapun kita berdoa, namun jika masih ada dosa yang masih diperbuat, maka kita tidak akan memiliki doa yang berkuasa.<\/p>\n

\u201cSesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.\u201d Yes 59:1-2<\/p>\n

Akuilah dosa yang ada, bertobat dan datang pada Yesus. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia. Dia akan menghapuskan setiap dosa kita akui di hadapannya.<\/p>\n

Jangan lakukan lagi dosa yang pernah diperbuat. Minta kekuatan bagi Tuhan supaya dapat hidup benar di hadapanNya.<\/p>\n

2. Saling Mendoakan<\/strong><\/p>\n

\u201cDan saling mendoakan, supaya kamu sembuh<\/em>.\u201d Yak 5:16b<\/p>\n

Ada kalanya bahwa ketika kita sendiri sedang dalam kondisi tidak sehat, tetapi Tuhan meminta kita untuk mendoakan orang sakit. Atau bahkan ketika kita sendiri sedang ada masalah, tetapi ada orang lain yang meminta untuk didoakan atas segala masalah yang mereka hadapi.<\/p>\n

Ketika kita taat mengikuti perintah Tuhan, kita akan melihat pekerjaan Tuhan yang luar biasa. Kita akan melihat bahwa Tuhan sendiri yang akan membereskan masalah-masalah yang kita hadapi, ketika kita taat mengikuti perintahNya. <\/p>\n

Doakanlah orang-orang yang membutuhkan dukungan doa, maka Tuhan akan memberikan apa yang kita ingini.<\/p>\n

3. Yakin<\/strong>
\n\u201cDoa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya<\/em>.\u201d Yak 5:16c<\/p>\n

Keraguan dan kebimbangan identik dengan ketidakpercayaan. Kisah Petrus yang berjalan di atas air mencerminkan hal ini. Petrus tidak seratus persen percaya bahwa dia bisa berjalan di atas air, walaupun sempat sesaat berjalan di atas air.<\/p>\n

Keraguan muncul dalam dirinya ketika dia melihat keadaan sebenarnya yang dia hadapi. Di saat keraguan itu muncul, di saat itulah dia mulai tenggelam.<\/p>\n

\u201cHendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin<\/em>.\u201d Yak 1:6<\/p>\n

Yakinlah dengan apa yang didoakan, percaya sepenuhnya bahwa doa yang dinaikkan akan membawa pengaruh kepada kehidupan kita. Jangan bimbang dan jangan ragu.<\/p>\n

\u201cJawab Yesus: \u201cKatamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!\u201d <\/em>\u201d Mar 9:23<\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n

Sumber: www.pelitahidup.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

\u201cKarena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.\u201d Yakobus 5:16 Sebagai umat Tuhan tentunya kita senantiasa menaikkan doa kepadaNya, entah itu doa untuk kebutuhan, perlindungan, kelepasan, permohonan, ucapan syukur, syafaat dan lain sebagainya. Tetapi seringkali terjadi bahwa kita sendiri…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":10491,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"class_list":["post-10490","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-renungan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10490","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=10490"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10490\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":10493,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10490\/revisions\/10493"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/10491"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=10490"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=10490"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=10490"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}