Setiap orang pasti memiliki banyak keinginan dalam hidupnya. Keinginan cenderung muncul ketika melihat apa yang telah diperoleh orang lain. Di saat seperti itulah seseorang akan mulai berusaha untuk memenuhi keinginannya tanpa mengukur kemampuan. Gengsi dan iri hati kerap menjadi pemicu negatif yang pada akhirnya berujung pada kesulitan.<\/p>\n

Ada baiknya jika kita bisa menunda keinginan dan lebih memprioritaskan kebutuhan. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai pemicu positif dan belajarlah dari proses yang orang lain lalui (bukan sekadar melihat hasil akhirnya saja). Terkadang beban berat yang kita pikul tidak melulu berasal dari Tuhan sebagai ujian iman, melainkan karena diri kita sendiri yang tidak bisa mengukur kemampuan demi menutupi gengsi.<\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. <\/p>\n

Sumber : www.renungankristiani.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Setiap orang pasti memiliki banyak keinginan dalam hidupnya. Keinginan cenderung muncul ketika melihat apa yang telah diperoleh orang lain. Di saat seperti itulah seseorang akan mulai berusaha untuk memenuhi keinginannya tanpa mengukur kemampuan. Gengsi dan iri hati kerap menjadi pemicu negatif yang pada akhirnya berujung pada kesulitan. Ada baiknya jika kita bisa menunda keinginan dan…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":10931,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"class_list":["post-10930","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-renungan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10930","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=10930"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10930\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":10932,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10930\/revisions\/10932"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/10931"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=10930"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=10930"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=10930"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}