25 April 2005, hari yang takkan bisa kulupakan. Saat itu aku sedang memotong bekas drum oli. Ternyata drum itu bekas bahan kimia sehingga hanya dalam hitungan detik, drum itu meledak dan mengenai tubuhku. Bahkan, pecahan drumnya masuk ke mataku dan akhirnya aku koma. Aku dibawa ke rumah sakit dan disuntik morfin agar tidak kesakitan karena saat itu aku merasa sangat sakit sekali. Sampai-sampai badanku harus diikat karena aku terus meronta kesakitan.<\/p>\n

Megawati Lim (Istri Eddy): Begitu mendengar kabar suami saya, awalnya saya tidak bisa terima. Saya bilang, apa salah suami saya? Kenapa sih Tuhan? Saya juga ga jahat sama orang\u2026 Tapi banyak teman-teman seiman yang menguatkan, dan mengatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang diberikan tidak melampaui kekuatan kita. Karena Tuhan punya maksud\u2026 Dan saya merasa waktu itu memang Tuhan menguatkan saya\u2026<\/p>\n

Pengobatan ke luar negeri<\/strong><\/p>\n

Karena ledakan itu membuat bola mataku hancur dan mengeluarkan banyak darah, akhirnya aku dioperasi dan mataku dibuang sebelah. Setelah itu, karena kondisiku tak juga membaik, aku dibawa ke Singapore untuk pengobatan disana, tulang mukaku dibetulkan karena hancur. Kepalaku dibuka, tulang-tulangnya dibetulkan, diberi lem, engsel gigiku diperbaiki, kemudian semua kepalaku disteples. Sangat mengerikan. Namun dengan iman, aku dan istriku, yang selalu menemaniku di Singapore dalam melewati masa-masa sukar hidupku ini, percaya bahwa Tuhan kami adalah Allah Yang Menyembuhkan. Ia pasti akan sanggup menyembuhkanku. Dan puji Tuhan operasinya berjalan dengan sangat baik. Kemudian, mataku yang hancur diberi bola mata palsu agar tidak terlihat mengerikan.<\/p>\n

Megawati Lim: Yang paling saya takutkan itu, saya takut dia tidak bisa terima kondisinya\u2026 Saya doa bilang, \u201cTuhan, saya sayang dia, saya mau terima dia apa adanya\u2026 Tuhan, tolong jangan buat Eddy murtad\u2026\u201d<\/p>\n

Kuasa Tuhan begitu ajaib<\/strong><\/p>\n

Setelah perawatan 10 hari di Singapore, aku kembali ke Indonesia. Melalui peristiwa yang menimpaku ini, aku semakin menyadari bahwa Tuhan begitu teramat mengasihiku. Ia menyelamatkan nyawaku, bahkan walaupun buta sebelah, namun aku masih dapat melihat dengan mataku yang satunya. Bahkan Ia mencukupi seluruh biaya operasi dan perawatanku. Semua biaya itu sama sekali tidak menggunakan uang tabunganku, tapi setiap harinya selalu ada saja teman-teman dan saudara-saudara yang memberi bantuan dana dan dukungan serta perhatian padaku. Bahkan kesehatanku berangsur-angsur pulih dengan didukung oleh doa setiap harinya.<\/p>\n

Walaupun pada akhirnya mataku yang sebelah benar-benar tidak dapat melihat lagi, dengan kekuatan yang diberikanNya padaku, Puji Tuhan aku sama sekali tidak murtad dan menyalahkan Tuhan atas kejadian ini, tapi aku senantiasa dapat mengucap syukur dalam segala hal dan setiap waktu, bahkan di masa-masa sukar seperti ini.<\/p>\n

Tetap melayani Tuhan dan merasakan kemurahan Tuhan<\/strong><\/p>\n

Sebelumnya aku memang sudah mengikuti SPK (Saya Pengikut Kristus), dan sampai saat ini aku tetap melayani Tuhan dengan segenap hidupku. Bahkan, aku mengalami terobosan di bidang pekerjaanku. Aku bekerja di bidang riset kimia. Kalau dulu, hasil risetku hanya beberapa produk saja, namun saat ini Puji Tuhan aku memiliki banyak ide akan produk-produk baru. Tuhan memberiku hikmat yang luar biasa. Produk-produk yang kuhasilkan juga multifungsi, dapat digunakan untuk perawatan mobil juga dapat digunakan untuk perawatan tubuh.<\/p>\n

Aku menyadari ini tidak terlepas dari kuasaNya. Sejak aku mulai belajar mengucap syukur dalam segala hal, Ia memberiku kekuatan ekstra dalam pekerjaanku. Ia benar \u2013 benar Allah Yang Maha Baik dan Maha Kuasa. Kini hasil riset yang kukerjakan semakin dihargai dan diakui kualitasnya. Bahkan ada beberapa produk yang kuhasilkan berhasil meriah peringkat dua di masyarakat, menyaingi produk-produk lainnya di pasaran.<\/p>\n

Sumber kesaksian : <\/em><\/strong>jawaban.com<\/a><\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

25 April 2005, hari yang takkan bisa kulupakan. Saat itu aku sedang memotong bekas drum oli. Ternyata drum itu bekas bahan kimia sehingga hanya dalam hitungan detik, drum itu meledak dan mengenai tubuhku. Bahkan, pecahan drumnya masuk ke mataku dan akhirnya aku koma. Aku dibawa ke rumah sakit dan disuntik morfin agar tidak kesakitan karena…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1332,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-1331","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1331","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1331"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1331\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1333,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1331\/revisions\/1333"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1332"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1331"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1331"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1331"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}