Beberapa tahun yang lalu, aku sedang mempersiapkan kotbah untuk sebuah Minggu Paskah, tetapi entah mengapa aku tidak dapat menyusun sebuah kotbah yang menurutku pas. Aku tau bahwa Minggu Paskah dan Minggu Natal adalah dua hari dimana gereja akan penuh\u2014dua hari dimana orang-orang yang biasa tidak pernah ke gereja, akan datang ke gereja. Jadi aku duduk dan bertanya kepada diriku sendiri, \u201cApa yang akan menjadi sesuatu yang besar? Topik kotbah apa yang sangat menarik, yang dapat membuat orang-orang ini mau datang ke gereja lagi pada Minggu berikutnya?<\/p>\n

Jadi aku berdoa kepada Tuhan dan bertanya \u201cTuhan, apa yang harus aku kotbahkan kepada orang-orang ini?\u201d Aku membuka Alkitab, dan aku bertanya kepada diriku sendiri, \u201cApa yang Yesus bicarakan ketika ia sedang berbicara di depan keramaian orang?\u201d<\/p>\n

Dan apa yang aku temukan, membuat diriku merasa begitu sedih sebagai seorang pendeta. Karena ketika Yesus berbicara di depan keramaian orang, Dia tidak mengatakan hal-hal enak yang orang-orang ingin dengar atau hal-hal yang akan membuat orang-orang mau datang kembali; melainkan, Dia menantang tingkat komitmen yang orang-orang miliki kepada-Nya.<\/p>\n

Ketika Yesus diperhadapkan dengan keramaian yang besar, Ia mengatakan:<\/p>\n

\u201cSetiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku\u201d (Lukas 9:23).<\/p>\n

\u201cDemikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku\u201d (Lukas 14:33).<\/p>\n

\u201cSetiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah\u201d (Lukas 9:62).<\/p>\n

 <\/p>\n

Jadi pada Minggu Paskah itu, aku berdiri di depan semua orang dengan air mata mengalir dari wajahku, dan aku meminta maaf kepada para jemaat dan juga kepada Tuhan.<\/p>\n

\u201cMaafkan aku karena terkadang aku menjual Yesus murah dengan mencoba membuat pesan Yesus menjadi lebih enak didengar.\u201d<\/p>\n

 <\/p>\n

Aku berharap, gereja tidak berubah menjadi sebuah stadium yang dipenuhi oleh penggemar-penggemar Yesus, tetapi boleh dipenuhi oleh pengikut-pengikut Yesus yang setia.<\/p>\n

 <\/p>\n

Jesus doesn\u2019t expect His followers to be perfect,<\/p>\n

But He does call them to be authentic.<\/p>\n

-Kyle Idleman-<\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.<\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:<\/p>\n

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. <\/p>\n

Sumber: www.gracedepth.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Beberapa tahun yang lalu, aku sedang mempersiapkan kotbah untuk sebuah Minggu Paskah, tetapi entah mengapa aku tidak dapat menyusun sebuah kotbah yang menurutku pas. Aku tau bahwa Minggu Paskah dan Minggu Natal adalah dua hari dimana gereja akan penuh\u2014dua hari dimana orang-orang yang biasa tidak pernah ke gereja, akan datang ke gereja. Jadi aku duduk…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":14914,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-14913","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14913","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=14913"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14913\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":14915,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/14913\/revisions\/14915"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/14914"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=14913"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=14913"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=14913"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}