Berbuat baik, tidak selalu bicara memberi uang. Inilah yang dilakukan oleh Shalla Monteiro, saat ia berjalan dan melihat seorang yang sudah menjadi tunawisma selama hampir 35 tahun, hatinya tergerak untuk melakukan sesuatu. <\/p>\n

Orang-orang di wilayah Sao Paulo, Brazil sudah biasa melihat Raimundo Arruda Sobrinho menggelandang dan tidur di jalan-jalan kota itu. Setiap hari yang dikerjakan Raimundo hanya duduk di tempat yang sama sambil menulis puisi – sebuah tempat yang disebut oleh Raimundo “The Island.” Sewaktu Shalla melihat Raimundo dan mulai berkenalan, ia akhirnya tahu bahwa tunawisma tersebut memiliki sebuah mimpi besar. <\/p>\n

“Raimundo sudah lama ingin menerbitkan buku berisi kumpulan puisi-pusisinya, dan sebagai orang yang hidup dijalanan, (mimpi itu -red) menjadi mimpi yang mustahil diwujudkan,” ungkap Shalla. “Saya merasa perlu melakukan sesuatu.”<\/p>\n

Roimundo selalu menandatangani puisi yang ditulisnya sebagai “The Conditioned”, jadi Shalla membuat sebuah Facebook page yang diberi nama Ocondicianado untuk mempublikasikan karya-karyanya. Sejak itu, orang-orang yang lewat mulai melihat Roimundo dari sudut pandang yang berbeda. <\/p>\n

“Orang-orang mulai mendatanginya,” jelas Shalla. “Mereka bicara dengannya, pergi kesana dan menyapa, “Hei, saya melihatmu. Saya mau tahu tentang kamu. Saya sebenarnya ingin tahu, tetapi tidak pernah punya keberanian untuk datang dan menyapa.'”<\/p>\n

Hingga suatu hari sesuatu tak terduga terjadi, “Saya mendapatkan pesan dari saudaranya (Roimundo-red).”<\/p>\n

Saudara Roimundo akhirnya datang dan bertemu dengannya secara langsung. “Ketika saya tiba di The Island, saya menemukan seorang pria di tengah-tengah sampah, berjenggot dan tidak pernah bercukur, tampak sangat kotor,” ingatnya. “Orang itu adalah saudaraku.”<\/p>\n

Saudara Roimundo akhirnya memintanya untuk tinggal bersama dengan dia dan keluarganya, dan saudara yang sudah terpisah puluhan tahun itu akhirnya berkumpul kembali. <\/p>\n

“Saudara-saudara saya masih hidup. Mereka semua masih hidup. Dia (Roimundo) adalah satu-satunya yang hilang dan kini telah kembali menutup rasa kosong yang selama ini ada,” tambah saudaranya. <\/p>\n

Tidak hanya menemukan keluarga dan tempat tinggal, Roimundo bahkan dengan bantuan Shalla pada Desember 2015 lalu berhasil menerbitkan buku kumpulan puisinya yang berjudul #Inconditional. <\/p>\n

Kasih dan kepedulian terhadap orang-orang disekitar kita bisa berdampak besar. Jangan menganggap remeh orang-orang yang selama ini dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Sebab Yesus pernah mengajarkan seperti ini, “… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40). <\/p>\n

Jadilah seperti Shalla, berikan apa yang bisa Anda berikan, tidak selalu berbentu materi, berikan kasih, perhatian dan yang paling penting adalah kabar baik serta pengharapan yang ada di dalam Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus ini, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kisah 3:6). <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.<\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:<\/p>\n

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. <\/p>\n

 <\/p>\n

Sumber : Huffingtonpost.com | Jawaban.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Berbuat baik, tidak selalu bicara memberi uang. Inilah yang dilakukan oleh Shalla Monteiro, saat ia berjalan dan melihat seorang yang sudah menjadi tunawisma selama hampir 35 tahun, hatinya tergerak untuk melakukan sesuatu.  Orang-orang di wilayah Sao Paulo, Brazil sudah biasa melihat Raimundo Arruda Sobrinho menggelandang dan tidur di jalan-jalan kota itu. Setiap hari yang dikerjakan…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":15421,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-15420","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15420","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=15420"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15420\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":15422,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15420\/revisions\/15422"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/15421"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=15420"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=15420"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=15420"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}