Saat malam Final Pemilihan Miss Indonesia 2014, Maria Asteria Sastrayu Rahajeng sama sekali ngga nyangka kalo mahkota Miss Indonesia bakal mendarat di kepalanya. Pada malam itu, Maria akhirnya terpilih menjadi Miss Indonesia 2014. Maria merasa yang dialaminya malam itu adalah sebuah mimpi. \u201cSampai sekarang, aku masih berasa bermimpi bisa jadi Miss Indonesia 2014,\u201d imbuh Maria.
\nSelama mengikuti masa karatina Miss Indonesia 2014, Maria merasa senang lantaran banyak ilmu yang diperolehnya. Ngga cuma itu lho, saat karatina Maria memiliki keluarga baru. Soalnya nih menurut Maria, ia dan finalis lainnya bisa saling menghargai, kooperatif, dan mendukung, \u201cAku merasa kami udah kayak keluarga,\u201d kenang Maria.
\nSobat, Maria ikut kontes kecantikan Miss Indonesia 2014 karena ia pengen berbagi dengan orang lain. Ngga cuma itu, ia juga mau memperkaya dirinya dengan ilmu pengetahuan dan mengembangkan diri secara intelektual, fisik, dan spiritual. \u201cMengikuti Miss Indonesia bagiku juga cara untuk bisa berbagi dan berbuat sesuatu untuk orang-orang di sekitar. Aku bangga bisa mewakili Indonesia nantinya.\u201d
\nSobat, mau tahu apa aja rahasia kesuksesan Maria dalam ajang tersebut? Nih, Generasihero bakal bocorin. Pertama, Maria melakukan persiapan mental dan fisik. Aku juga harus melakukan riset dan belajar lebih dalam tentang Indonesia dan raga budayanya.<\/p>\n

Kedua, cewek kelahiran Blora, Jateng, 4 Oktober 1991 ini selalu percaya kalo Tuhan punya rencana indah untuk hidupnya. Makanya, ketika Maria menemui banyak tantangan, ia cuma berserah dan percaya sama Tuhan. \u201cKetika kita percaya bahwa Tuhan punya rencana untuk kita, kita akan lebih tenang dalam menghadapi apapun dan berhasil dalam apa pun yang kita lakukan.\u201d
\nNah, kunci sukses yang terakhir adalah berani mencoba . Namun ingat, jangan takut gagal untuk mencoba, Bagi Maria, takut gagal akan membuat potensi yang sebenarnya ada di dalam diri kita menjadi tak terlihat. \u201cJadi jangan biarkan kegagalan melumpuhkan kita dalam meraih mimpi,\u201d pesan Maria kepada Sobat Generasihero.
\nSobat, di akui Maria, begitu ia didaulat menjadi Miss Indonesia 2014 ia jadi pribadi yag lebih percaya diri. Ia juga mau belajar menjadi pribadi yang kuat fisik dan mentalnya. \u201cAku juga jadi belajar untuk lebih peka terhadap keadaan masyarakat sekitar dan pengen berbuat sesuatu yang berguna bagi mereka. Aku juga jadi bertumbuh secara spiritual\u201d
\nKedepannya nih, cewek yang berhasil menyabet predikat Indonesian Delegate at APEC Voices of the Future 2013 di Bali ini, pengen terjun ke dunia broadcasting dan industri fashion. Alasannya, Maria suka berinteraksi dengan orang-orang dan berbagi cerita. \u201cSelain itu aku juga suka dengan dunia kreatif di fashion desain,\u201d kata jemaat Gereja Katolik Kristus Raja, Jakarta Pusat ini.
\nSumber: http:\/\/www.generasihero.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Saat malam Final Pemilihan Miss Indonesia 2014, Maria Asteria Sastrayu Rahajeng sama sekali ngga nyangka kalo mahkota Miss Indonesia bakal mendarat di kepalanya. Pada malam itu, Maria akhirnya terpilih menjadi Miss Indonesia 2014. Maria merasa yang dialaminya malam itu adalah sebuah mimpi. \u201cSampai sekarang, aku masih berasa bermimpi bisa jadi Miss Indonesia 2014,\u201d imbuh Maria.…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1819,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-1818","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1818","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1818"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1818\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1820,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1818\/revisions\/1820"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1819"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1818"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1818"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1818"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}