Masa lalu tidak untuk disesali. Cobalah untuk bisa memahami maksud baik Tuhan melalui kejadian-kejadian yang telah kita lalui. Masa lalu memang tidak melulu indah. Ada peristiwa yang mungkin membuat kita terluka untuk mengingatnya kembali. Dan juga mungkin ada yang ingin kembali ke masa lalu dan membawa dirinya untuk keluar dari musibah buruk.<\/p>\n

Lihatlah diri kita sekarang ini. Berkat dan kesukseksan yang kita raih saat ini tidak lepas dari buah masa lalu. Kejadian-kejadian buruk pun merupakan serangkaian proses yang Tuhan izinkan terjadi untuk membentuk kita. Jika tidak ada masa lalu maka tidak akan pernah ada masa kini.<\/p>\n

Bila di antara kita masih bergelut dalam proses yang mungkin menyakitkan bagi daging, bertahanlah dan bertekunlah dalam iman. Kerjakan apa yang harus dikerjakan tanpa meninggalkan Tuhan, dan biarkan Tuhan mengerjakan bagian-Nya untuk memberkati kita.<\/p>\n

Sumber: http:\/\/www.renungankristiani.com<\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Masa lalu tidak untuk disesali. Cobalah untuk bisa memahami maksud baik Tuhan melalui kejadian-kejadian yang telah kita lalui. Masa lalu memang tidak melulu indah. Ada peristiwa yang mungkin membuat kita terluka untuk mengingatnya kembali. Dan juga mungkin ada yang ingin kembali ke masa lalu dan membawa dirinya untuk keluar dari musibah buruk. Lihatlah diri kita…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1905,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"class_list":["post-1904","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-renungan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1904","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1904"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1904\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1906,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1904\/revisions\/1906"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1905"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1904"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1904"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1904"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}