“Setiap orang menginginkan seorang ayah dalam hidupnya,” tutur Chris.<\/p>\n
Orang tua Chris Graebe bercerai sewaktu dia berumur 5 tahun. Dia pindah bersama ibunya dari Texas ke Indiana.<\/p>\n
“Sulit bagi saya untuk menghadapi penyesuaian, bertumbuh di tengah keluarga dimana ayah dan ibu tidak bersama-sama lagi, dan akhirnya kedua orang tua saya menikah dengan pasangan lain,” curhat Chris Graebe.<\/p>\n
Ia mengalami tindakan kekerasan dari ayah tirinya. Gereja menjadi tempat pelarian bagi Chris dan ibunya.<\/p>\n
“Tapi saat itu saya tidak tahu tentang Yesus sama sekali, sebagai seorang anak kecil bertumbuh dalam keadaan seperti itu membuat saya memiliki pemikiran ini, serahkan hidupmu kepada Kristus atau kamu akan masuk dalam api yang kekal di neraka,” curhat Chris mengenai pandangannya akan keselamatan.<\/p>\n
Chris menemukan tempat pelampiasan dalam olahraga atletik.<\/p>\n
“Saya berusaha hidup baik supaya saya bisa menjadi yang terbaik di dunia olah raga dan itu waktu saya di SMU. Waktu saya masuk ke universitas, saya sudah tidak lagi terjun di dunia olahraga,” ujarnya.<\/p>\n
Chris bergabung dengan sebuah kelompok anak muda di Universitas Indiana.<\/p>\n
“Awalnya saya hanya minum sedikit, lama kelamaan mulai ketagihan, dan itu tidak membuat saya bahagia lagi. Kami mulai memakai obat-obatan terlarang, dan itu seperti meningkat dari hari ke hari, ya itu juga tidak membuat saya bahagia jadi mungkin saya mencoba yang ini dan akhirnya saya menemukan diri saya terlibat dalam beberapa hubungan demi mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan hidup saya,” kisah Chris ketika ia memasuki masa kuliah.<\/p>\n
Di pertengahan kuliahnya, seorang saudara Chris menawarkannya pekerjaan di California dan sebuah tempat tinggal. Dua minggu kemudian, Chris keluar dari kuliahnya dan dia pergi ke sana.<\/p>\n
“Saya pikir dengan saya pergi ke California dan bekerja dalam dunia entertainmen dan akhirnya memang disana, mungkin itu akan mengisi kekosongan,” ujar Chris menceritakan masa pencariannya untuk sesuatu yang bisa mengisi kekosongan hidupnya.<\/p>\n
Chris mengikuti audisi dan mengikuti casting di program reality MTV. Beberapa bulan kemudian, program itu dibatalkan.<\/p>\n
“Waktu saya ditelpon, saya kaget sekali, tadinya saya berpikir ini akan memberikan sesutu yang berarti untuk saya. Jadi sekarang bagaimana, saya dikeluarkan dari sekolah, acara itu dibatalkan, dan saya seperti tidak tahu harus berbuat apa,” ujar Chris yang terkejut karena tidak mengira hal ini akan terjadi.<\/p>\n
Ayah Chris yang sudah lama hilang mendengar kabar tentang anaknya dan untuk pertama kalinya ia ingin menolong Chris.<\/p>\n
“Ayah saya telpon saya dan katakan, “Saya punya sebuah pekerjaan untuk kamu di Nashville’ – Jadi saya menaruh semua barang saya di mobil jeep dan berangkat ke Nashville dan tinggal dengan ayah saya untuk pertama kalinya semenjak ditinggalkan di usia 5 tahun,” kisah Chris mengenai hubungannya dengan ayahnya.<\/p>\n
Chris bekerja di sebuah restoran di sana. Dia sering berpesta dengan teman-teman sekerjanya setelah jam kerja selesai, kecuali satu orang wanita bernama Verna.<\/p>\n
“Dia mulai berteman dengan saya dan memberikan semangat untuk saya dan dia berkata – “Hai Chris, ada sesuatu yang lebih baik untuk hidupmu,” cerita Chris mengenai hubungannya dengan Verna.<\/p>\n
Verna mengundang Chris untuk datang ke gereja dan akhirnya ia setuju untuk pergi ke sana.<\/p>\n
“Kita duduk disana dan mendengarkan dan di sana penuh dengan mahasiswa berusia 20, 19, 25 tahun. Orang-orang ini tidak seperti bermain di atas panggung saja, mereka memuji dan menyembah Tuhan karena hidup mereka sudah diubahkan dan seperti otomatis saya ingin memiliki hal seperti yang mereka miliki,” ujar Chris mengenai kedatangan pertamanya dalam sebuah ibadah gereja.<\/p>\n
Beberapa minggu kemudian, Chris ke gereja setelah mengikuti sebuah pesta di hari libur.<\/p>\n
“Saya mulai berbicara kepada Tuhan, perbincangan pertama saya adalah cerita tentang hidup saya – Engkau nyata… Yesus, saya tahu apa yang Kau lakukan untuk saya dan saya sadar sekarang. Saya minta pengampunan dan apa Engkau mau mengampuni saya? Apakah Engkau mau menjadi Tuhan saya? Menguasai hidup saya? Memimpin hidup saya? Maka di sudut kota Nashville, saya sendiri, bukan di depan altar gereja, tapi saya ada di tengah perkumpulan orang dan hanya antara Tuhan dan saya dan kami mulai menjalin hubungan sejak saat itu,” kisah Chris bagaimana ia berkomitmen untuk membangun hubungan dengan Tuhan pertama kali.<\/p>\n
Chris berkata bahwa Tuhan memberikan kesempatan untuknya hidup sesuai impiannya.<\/p>\n
Produser MTV mulai mengaudisi ulang dalam program seri. Mungkin Anda pernah mengenal Chris dari acara Battle of the Sexes II.<\/p>\n
Chris bercerita bagaimana ia bisa membagikan Firman kepada teman-temannya, “Saya mulai membagikan tentang Kristus kepada orang yang berbeda-beda, kepada semua teman audisi saya, di waktu yang berbeda-beda, waktu saya membaca Alkitab, mereka datang kepada saya dan ngobrol dengan saya, mereka bertanya beberapa hal, – “Hai, apa yang kamu baca di Alkitab hari ini?”<\/p>\n
Chris bertemu dengan calon istrinya di gereja.<\/p>\n
“Saya bertemu dia saat dia menerima keselamatan. Jadi, saya hanya melihat seorang pria yang bersemangat, berapi-api. Saya sudah mendengar tentang cerita hidup Chris dan itu membuat saya mengetahui tentang siapa Chris dulu dan sekarang. Dan bagaimana Tuhan telah mengampuni hidupnya. Dan sekarang dan bagaimana Tuhan telah mengampuni hidupnya. Tuhan telah merancang sedemikian rupa hidup kami, bukan hanya kisah cinta kami tapi juga hidup kami,” kisah istrinya sekarang.<\/p>\n
Kurang dari setahun, mereka pun menikah. Sekarang Chris memiliki kesempatan yang sudah dinantikan. Anaknya Kaden berusia 2 tahun dan sedang menantikan kelahiran anaknya yang kedua.<\/p>\n
“Bagi saya Dia selalu baru setiap hari, semakin saya mengerti tentang sisi anugrah Tuhan dan kasih dan isi hatinya dan belas kasihan yang Dia miliki untuk saya. Saya semakin belajar apa artinya percaya kepadaNya sebagai Tuhan yang menyediakan yang saya butuhkan dan percaya kepadaNya sebagai seorang pribadi yang akan membuka dan menutup pintu. Dia adalah Bapa saya,” Chris menutup kisahnya mengenai indahnya memiliki Tuhan yang bisa kita panggil sebagai Bapa kita. (Kesaksian ini ditayangkan 4 Desember 2008 dalam acara Solusi Life di O’Channel).<\/p>\n
Sumber Kesaksian :
\nChris Graebe<\/p>\n
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
“Setiap orang menginginkan seorang ayah dalam hidupnya,” tutur Chris. Orang tua Chris Graebe bercerai sewaktu dia berumur 5 tahun. Dia pindah bersama ibunya dari Texas ke Indiana. “Sulit bagi saya untuk menghadapi penyesuaian, bertumbuh di tengah keluarga dimana ayah dan ibu tidak bersama-sama lagi, dan akhirnya kedua orang tua saya menikah dengan pasangan lain,” curhat…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1961,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-1960","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1960","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1960"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1960\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1962,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1960\/revisions\/1962"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1961"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1960"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1960"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1960"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}