\n

Jikalau kita tetap memelihara Roh Kudus dan membiarkan-Nya menguasai hati kita, maka setiap hal yang kita lakukan adalah baik di mata Allah. Sebab tidak mungkin Roh itu tinggal di dalam hati kita dan kita dapat melakukan sebuah kejahatan bagi sesama kita.<\/p>\n<\/blockquote>\n

Manusia diciptakan memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap suatu hal, ada yang senang berpetualang, ada yang gemar membaca, ada yang suka bermusik dan banyak lagi macamnya. Hidup kita secara tidak langsung pasti akan dituntun oleh kegemaran kita itu tadi. Terhadap sebuah hal yang kita tertarik, tentu kita ingin berusaha lebih tahu dan bisa lebih lagi kepada hal itu bukan?<\/p>\n

Tentu tidak mungkin orang yang tertarik kepada olahraga berenang namun dia lebih memilih menekuni seni lukis, seorang yang tertarik kepada dunia fiksi tidak mungkin akan menekuni dunia olah vokal. Kita tidak bisa membohongi diri kita sendiri terhadap ketertarikan kita dari awal. Pun begitu juga dengan Roh Kudus, ketika kita telah mengaku dan menerima Allah sebagai Tuhan kita, maka Roh itu akan menyertai kita.<\/p>\n

\u201d Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:\u2019Terkutuklah Yesus!\u2019 dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: \u2018Yesus adalah Tuhan\u2019, selain oleh Roh Kudus.\u201d ( 1 Korintus 12:3 )<\/strong><\/em><\/p>\n

Jikalau kita tetap memelihara Roh Kudus dan membiarkan-Nya menguasai hati kita, maka setiap hal yang kita lakukan adalah baik di mata Allah. Sebab tidak mungkin Roh itu tinggal di dalam hati kita dan kita dapat melakukan sebuah kejahatan bagi sesama kita. Jika Roh Kudus itu masih berada di dalam hati kita, maka setiap perbuatan yang kita lakukan, hanya akan mencerminkan kemuliaan Allah saja.<\/p>\n

Marilah kita memeriksa diri kita masing-masing. Ketika Kristus terangkat naik ke sorga, maka Dia mengaruniakan Roh Kudus kepada masing-masing kita untuk menyertai anda dan saya. Sudahkah kita telah menerima Roh Kudus itu dan menempatkannya di tempat yang benar di hati kita, ataukah kita sendiri yang telah mengusir Roh Kudus itu dengan perbuatan kita yang tercela?<\/p>\n

 <\/p>\n

Sumber: http:\/\/www.lenterahidup.com<\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Jikalau kita tetap memelihara Roh Kudus dan membiarkan-Nya menguasai hati kita, maka setiap hal yang kita lakukan adalah baik di mata Allah. Sebab tidak mungkin Roh itu tinggal di dalam hati kita dan kita dapat melakukan sebuah kejahatan bagi sesama kita. Manusia diciptakan memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap suatu hal, ada yang senang berpetualang, ada…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":2810,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"class_list":["post-2809","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-renungan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2809","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2809"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2809\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2811,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2809\/revisions\/2811"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/2810"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2809"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2809"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2809"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}