Bacaan (Matius 7 : 1-5)<\/strong><\/p>\n Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7 : 3)<\/em><\/p>\n Ayat tersebut sama dengan salah satu peribahasa Indonesia, \u201ckuman di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak\u201d. Nampaknya kita sudah terlalu biasa dan ahli dalam hal menghakimi dan menilai kesalahan orang lain. Gosip yang merupakan kepanjangan \u201cdigosok makin sip\u201d ramai diperbincangkan, terlebih lagi tentang aib seseorang. Kita senang melihat dan menilai kesalahan orang lain, namun bagaimana dengan kita?<\/p>\n Tersangka korupsi sudah pasti ramai-ramai kita hujat habis-habisan, seorang anak yang lahir tanpa seorang ayah sudah pasti kita cap \u201canak haram\u201d, teman yang ketahuan berbohong sudah stigma \u201cpembohong\u201d pasti disematkan, begitu mudahnya kita menilai dan menghakimi orang lain dari pengertian yang sangat dangkal.<\/p>\n Dalam Matius 7 ayatnya yang ke 5 jelas tertulis<\/p>\n \u201cHai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu\u201d<\/p>\n Matius mengajak kita untuk menilai diri kita terlebih dahulu, kita belum tentu jauh lebih baik daripada orang yang kita hakimi. Bercermin, melihat diri sendiri yang penuh dengan kekurangan, maka kita akan menjadi lebih bijaksana ketika melihat orang lain.<\/p>\n <\/p>\n Sumber: http:\/\/www.lenterahidup.com<\/p>\n DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus: Bacaan (Matius 7 : 1-5) Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7 : 3) Ayat tersebut sama dengan salah satu peribahasa Indonesia, \u201ckuman di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak\u201d. Nampaknya kita sudah terlalu biasa dan ahli dalam hal menghakimi dan…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":3367,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"class_list":["post-3366","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-renungan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3366","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=3366"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3366\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":3368,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/3366\/revisions\/3368"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/3367"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=3366"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=3366"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=3366"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"