Setelah ibu mertua saya meninggal dunia, saya dan istri menemukan setumpuk uang sen logam Amerika Serikat, yang bergambar kepala orang Indian, di dalam laci meja rias di apartemennya. Ibu mertua saya bukanlah kolektor koin, tetapi ia hidup di zaman ketika uang logam itu masih beredar dan ia pernah mengumpulkan sejumlah uang tersebut.<\/p>\n
Sebagian dari koin itu berada dalam kondisi yang sangat baik; sisanya tidak. Ada koin-koin yang sudah begitu rusak dan usang sampai-sampai tidak terlihat lagi gambar dan tulisan yang tercetak di atasnya. Pada semua koin tertera tulisan \u201cSatu Sen\u201d di sisi lainnya. Meski sekarang ini koin satu sen hampir tidak ada harganya dan banyak yang menganggapnya tidak lagi berguna, pada zaman dahulu jumlah itu cukup untuk membeli koran 1 eksemplar. Kini para kolektor masih melihat nilai dari koin-koin kuno tersebut, bahkan dari koin yang sudah rusak dan usang.<\/p>\n
Mungkin saat ini Anda merasa penuh cela, lapuk, tua, atau tidak berguna lagi. Meski demikian, Allah memandang diri Anda bernilai. Sang Pencipta alam semesta ini menginginkan Anda\u2014bukan karena pikiran, tubuh, pakaian, pencapaian, kepandaian, atau kepribadian Anda, melainkan karena diri Anda sendiri! Dia rela menempuh apa pun dan membayar harga berapa pun untuk memiliki Anda (1Kor. 6:20<\/a>).<\/p>\n