Beberapa tahun silam setelah saya menuliskan tentang tragedi yang dialami keluarga kami, saya menerima sepucuk surat dari seorang pembaca Our Daily Bread<\/em>. \u201cKetika Anda menceritakan tentang tragedi yang Anda alami,\u201d tulis pembaca itu, \u201csaya menyadari bahwa para penulis renungan pun manusia biasa yang punya masalah nyata.\u201d Benar sekali pernyataan itu! Saya mencermati daftar pria dan wanita yang menulis renungan ini, dan saya melihat adanya penyakit kanker, anak yang memberontak, mimpi yang kandas, dan berbagai kehilangan lainnya. Kami semua hanyalah manusia biasa yang menulis tentang Allah yang luar biasa, yang memahami masalah-masalah kami.<\/p>\n Rasul Paulus menjadi teladan dalam hidup sebagai manusia biasa ini. Ia bergumul dengan masalah kesehatan. Ia tersangkut masalah hukum. Ia harus menghadapi pergumulan dalam hubungan dengan orang lain. Namun dalam segala kemelut yang dialaminya itu, Paulus menjadi teladan bagi kita. Di Filipi 3:17, Paulus berkata, \u201cSaudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.\u201d<\/p>\n Orang-orang yang ada di sekitar kita membutuhkan Injil\u2014mereka membutuhkan Yesus\u2014dan mereka mencari sosok orang yang dapat dipercaya untuk mengarahkan mereka kepada Juruselamat kita yang sempurna. Untuk itulah kita dipanggil sebagai teladan yang hidup di tengah mereka.<\/p>\n<\/div>\n Sumber: DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus: Saudara-saudara, ikutilah teladanku. \u2014Filipi 3:17 Beberapa tahun silam setelah saya menuliskan tentang tragedi yang dialami keluarga kami, saya menerima sepucuk surat dari seorang pembaca Our Daily Bread. \u201cKetika Anda menceritakan tentang tragedi yang Anda alami,\u201d tulis pembaca itu, \u201csaya menyadari bahwa para penulis renungan pun manusia biasa yang punya masalah nyata.\u201d Benar sekali pernyataan itu! Saya…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":4905,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"class_list":["post-4904","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-renungan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4904","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=4904"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4904\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":4906,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/4904\/revisions\/4906"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/4905"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=4904"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=4904"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=4904"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}
\nhttp:\/\/www.santapanrohani.org<\/p>\n
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"