Sekilas Kisah Jeremy Lin Si Bintang Baru NBA<\/strong><\/p>\nKarena dianggap gagal, Lin pun kemudian dilepas oleh Warriors. Houston Rockets sempat menjajalnya sebelum musim ini dimulai, tapi kemudian tak jadi memakai jasanya.<\/p>\n
Dari Rockets, petualangan Lin berlanjut ke Knicks. Knicks menjadikan Lin sebagai pelapis untuk Toney Douglas dan Mike Bibby setelah Iman Shumpert dan Baron Davis mengalami cedera. Meski tadinya direkrut sebagai pemain pelapis, sarjana ekonomi lulusan Universitas Harvard ini ternyata mampu unjuk gigi hingga kisah Cinderella NBA pun mulai bergulir.<\/p>\n
Kisah Cinderella NBA ini pun mendapat pengesahan dari pemain bintang NBA, Kobe Bryant. Pengakuan Kobe ini terjadi usai tim Kobe, Los Angeles Lakers menjamu New York Knicks di Madison Square Garden tahun 2012 silam.<\/p>\n
Kobe mengaku telah mendengar segala gegap-gempita tentang Lin di internet. Publik Amerika Serikat (AS) memang sangat gandrung dengan hal sensasional. Hadirnya bintang baru Lin pun sudah menjadi topik panas di sana, bahkan melahirkan komunitas pemuja Lin, yang menamakan diri \u201cLinsanity\u201d.<\/p>\n
Toh, Kobe tak mau menelan begitu saja segala cerita tentang keajaiban Lin. Ia memang mengetahui juga sejumlah fakta bahwa enam hari sebelumnya, Lin yang saat pertama datang ke Knicks sempat mengundang perdebatan soal gajinya yang terbilang paling minim, sukses mendulang 25 poin saat mengalahkan New Jersey Nets. Sebuah kemenangan mengejutkan, dan kian mengibarkan nama Lin di internet.<\/p>\n
Kobe juga tahu, adalah Lin juga yang sebelumnya jadi motor kemenangan Knicks atas Washington Wizards, dan Utah Jazz \u2013masing-masing dengan mengemas poin di atas 20.<\/p>\n
Semua data itu telah terekam di benak Kobe dan juga para penggemar NBA lainnya. Masalahnya, akhir pekan lalu, Lin dan Knicks akan menantang Kobe, yang telah lima kali mengantar Lakers meraih lima kali gelar juara. Knicks juga belum pernah mengalahkan Lakers sejak 2007, plus mereka sedang kehilangan dua pemain bintangnya. Tak pelak, laga itu menjadi \u201chari penghakiman\u201d untuk menguji kualitas kebintangan sesungguhnya dari sang \u201cCinderella NBA\u201d.<\/p>\n
Yang terjadi kemudian, Lin mengamuk dan menunjukkan permainan terbaik sepanjang hidupnya. Ia mengemas 38 poin untuk membawa timnya menang 92-85. Para \u201cLin-sanity\u201d bersorak histeris seakan ekstase.<\/p>\n
Sedang Kobe terpekur di pinggir lapangan usai pertandingan. Ia menyadari satu hal: bahwa Lin memang bukan sekadar sensasi yang diciptakan di internet, tapi memang seorang bintang sejati.<\/p>\n
\u201cSeorang pemain bintang tak mungkin lahir begitu saja,\u201d katanya berefleksi. \u201cJika kalian melihat kembali catatan perjalanannya, sinar kebintangan itu mungkin sudah bersinar terang, namun tak ada yang beruntung melihatnya.\u201d<\/p>\n
Jika ditelisik lebih jauh, point guard Knicks kelahiran Los Angeles 23 Agustus 1988 ini memang punya sejumlah cerita mencengangkan.<\/p>\n
Pebasket 26 tahun ini menjadi pebasket NBA pertama \u2014 sejak 9 tahun lalu\u2013 yang merupakan alumnus universitas termasyhur, Harvard. Pria dengan tinggi 1.91 m, dan berat 91 kg ini adalah pebasket pertama AS keturunan Cina atau Taiwan yang berkiprah di NBA. Dan, jangan lupakan catatan hebat ini, Lin tercatat menjadi pemain dengan start paling dahsyat sepanjang sejarah NBA dengan mengemas rata-rata minimal 20 poin di lima partai awal.<\/p>\n
\u201cScore Michael Jordan 99 poin dalam 4 kali pertandingan pertamanya, Larry Bird membuat score 70 dalam 4 pertandingan pertamanya, (Shaquille O\u2019neal) mendapatan 100, Jeremy Lin mendapatkan 109 poin\u201d kata seorang penulis untuk olahraga, Tommy dalam Twitternya.<\/p>\n
\u201cBagaimana dan kenapa kita seperti buta, tak melihat potensi kebintangan dari pemain hebat ini,\u201d kata Kobe bertanya-tanya sendiri.<\/p>\n
Lin sendiri menyebut apa yang tengah dilaluinya saat ini sebagai sebuah keajaiban.<\/p>\n
\u201cJika Anda melihat kisah saya\u2026.. ada banyak hal yang harus terjadi dan saya cuma tak bisa mengontrolnya. Saya pikir ini adalah keajaiban karena tentu saja saya pikir tak seorang pun menduga ini akan terjadi dengan cara seperti ini,\u201d ucapnya. <\/p>\n
Diejek, Jeremy Lin Malah Ajak Pengejeknya Makan Siang<\/p>\n
Jeremy Lin pernah membagikan imannya kepada Anthony Federico (28), pegawai ESPN yang dipecat karena menulis celaan rasis di tajuk utama tentang atlit. Federico menulis \u201cCelah di Dalam Prajurit\u201d dalam laman ESPN saat meledaknya perkataan \u201cLinsanity\u201d, karena tersohornya Lin seorang Asia Amerika yang memecah rekor sebagai penjaga gawang bagi New York Knicks. Menurut Federico, hal itu hanyalah kesalahan yang tak disengaja.<\/p>\n
Sebulan setelah kejadian itu, keluarga Lin mengundang Federico untuk makan siang bersama. Federico sangat terkesan karenanya. \u201cFaktanya dia dulu yang mulai menghubungi saya,\u201d kata Federico kepada Newsday. \u201cFaktanya, dia mengambil waktu untuk bertemu saya di tengah-tengah jadwalnya yang begitu menggila\u2026Dia seorang yang luar biasa, seorang yang rendah hati. Dia tidak harus melakukan itu, terutama setelah semuanya seperti telah mati.\u201d Katanya lagi.<\/p>\n
Selain makan siang bersama, Lin juga membagikan imannya. \u201cKami banyak bicara tentang iman dan rekonsiliasi,\u201d kata Federico. \u201cKami berbicara tentang nilai-nilai Kristen kami dan apa yang harus dilakukan dengannya\u2026\u201d Bukan hanya dari Federico Lin mendapat celaan rasisme, namun Lin memilih untuk mencintai Yesus daripada berselisih dengan mereka. \u201cHal ini terjadi di tahun 2012,\u201d tweet Lin kepada orang yang membuat celaan itu. \u201cYesus mencintaimu, Bro dan saya juga\u201d<\/p>\n
Sungguh suatu sikap yang patut dicontoh. Meskipun menerima celaan, Lin tidak marah bahkan menunjukkan kasih. Bagi kita pribadi, mungkin sangat sulit untuk melakukan hal seperti itu, apalagi sepertinya orang yang mencela kita pantas dihukum. Namun sekali lagi, kasih Yesus memampukan kita mengampuninya dan menjamahnya.<\/p>\n
Dua minggu sebelumnya, Jeremy Lin masih menjadi pemain yang benar-benar tidak diinginkan di NBA, bahkan klub-klub basket sekolahpun tidak terlalu berminat kepadanya. Sebelum bermain untuk New York Knick, Jeremy Lin masuk dalam klub Golden State Warriors. Di klub ini ia sama sekali tidak diperhitungkan. Ia hanya dududk di bangku cadangan bahkan oleh klubnya ia didepak keluar tanpa lebih dulu memberikan kepadanya kesempatan untuk bermain. Lin berkata itu adalah pengalaman yang sangat melukai hatinya. Dalam keadaan tertekan Lin semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Ia menceritakan bagaimana ia menggunakan Alkitab untuk menolongnya keluar dari hatinya yang terluka.<\/p>\n
\u201cSaya benar-benar tidak mengerti ketika saya harus didepak keluar di tengah-tengah latihan perdana. Saya dan agen saya tidak habis pikir apa yang terjadi,\u201d kata Lin. \u201cPada waktu itu saya benar-benar sangat terpukul dengan keputusan itu tetapi saya hanya berusaha untuk tetap memegang banyak hal di dalam Alkitab yang Tuhan berikan kepada saya untuk mempercayainya, yang membuat saya bersukacita dalam penderitaan, dan percaya kepada rencana-Nya yang sempurna. Itu saja yang saya berusaha melakukannya dengan sebaik-baiknya dan saya bersyukur kini keadaannya menjadi berbalik.\u201d<\/p>\n
Dalam kesaksian yang disampaikannya di gereja River of Life Christian Church, Lin mengatakan bahwa semua peristiwa yang sempat melukai hatinya ternyata adalah berkat dari Tuhan.<\/p>\n
Demikian juga mengenai prestasi fenomenal yang dicapainya itu, Lin tidak mau mengambil kredit untuk dirinya. Ia menyadari bahwa Itu adalah anugerah dan mujizat dari Tuhan. \u201cI just give all the praise to God,\u201d kata Lin seusai pertandingan.<\/p>\n
Lin, seorang Kristen yang taat, sering berbicara tentang Tuhan dan imannya di akun Twitter dan Facebooknya. Ia menyatakan di Facebooknya di awal Tahun Baru bahwa resolusinya di tahun yang baru ini adalah \u201clove God more deeply and intimately by dec 31 than I did on jan 1.\u201d Pada akun Twitternya sekarang, pemain NBA ini menggunakan frasa \u201cTO KNOW HIM IS TO WANT TO KNOW HIM MORE\u201d sebagai bio-nya.<\/p>\n
\u201cLinsanity\u201d bukan hanya melanda Amerika, malah tersebar ke seluruh dunia. Bacalah terjemahan daripada petikan artikel \u201cThe \u2018Lin-spiring\u2019 success of Jeremy Lin\u201d yang ditulis oleh Wilson Lee Flores dan diterbitkan dalam the Philippine Star bertarikh 19 Februari 2012.<\/p>\n
Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita<\/em> \u2013 Satu ayat Alkitab kegemaran Jeremy Lin dari Roma 5:3-5<\/p>\nPengacara TV dan legenda bola keranjang Chris Tiu berkata dalam rancangan 24 Oras di saluran GMA-7 mengenai bintang baru NBA dan graduan ekonomi Harvard yang rendah hati Jeremy Lin: \u201cBerimanlah dalam Tuhan\u2026 maksudku, itulah salah satu sebab utama mengapa dia boleh berjaya meskipun segala sesuatu yang dia lalui.\u201d<\/p>\n
Walaupun Yao Ming pernah bermain di NBA, pemikiran stereotaip di Amerika masih menganggap bahwa orang keturunan Cina atau Asia tidak dapat bermain bagus.<\/p>\n
Owen Strachan menulis: \u201cDialah underdog\u2019s underdog<\/em> (pemain tidak berpeluang dari segala pemain tidak berpeluang), Dia tidak direkrut selepas sekolah menengah meskipun memimpin pasukan sekolahnya, sebuah sekolah yang kecil, memenangi kejuaraan peringkat negeri menentang Mater Dei, pasukan yang kuat di peringkat kebangsaan. Dia pergi ke Harvard, bermain hebat dalam Liga Ivy (dan memalukan Universiti Conn sekaligus) dan terus juga tidak terpilih dalam draf (proses pemilihan pemain baru NBA). Dia memasuki senarai NBA setelah bermain lebih bagus dari John Wall, pilihan pertama draf 2010, dalam liga musim panas, tetapi masih tidak memiliki harapan nyata untuk kejayaan jangka panjang.\u201d<\/p>\n <\/p>\n
Sumber : http:\/\/www.cahayapengharapan.org<\/a> <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"Katanya, \u201cItu suatu perjuangan yang berat. Daging saya dengan kuat mendorong saya untuk mengeluh. Merengek. Mengeluh. Tapi sisi lain saya berpikir, \u2018Tuhan saya maha kuasa\u2026\u2019 Itulah bagian yang menyedihkan. Saat saya melihat kembali, banyak kali saya meragukan Tuhan. Mengapa saya meragukan Tuhan? Namun, saya pikir itu adalah suatu proses pertumbuhan.\u201d Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":670,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-669","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/669","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=669"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/669\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":671,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/669\/revisions\/671"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/670"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=669"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=669"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=669"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}