Pria berdarah Batak kelahiran Jakarta, 28 Juli 1974 ini boleh dibilang adalah jurnalis senior terbaik Indonesia. Walaupun udah memasuki usia kepala empat, Putra Nababan tetap aja eksis di industri media.<\/p>\n

Wawancara bersama mantan Presiden Amerika Barrack Obama pada Maret 2010 silam jadi satu pengalaman yang paling banyak diingat masyarakat dari Putra Nababan. Dengan bakat presenter yang dia punyalah pria yang disapa bang Putra ini bisa meraih prestasi terbaik dari profesinya itu.<\/p>\n

Sebagaimana tercatat, Putra pernah memenangkan Panasonic Awards untuk kategori Presenter Berita dan Informasi terbaik selama 5 kali, yaitu 2007, 2009 sampai 2012.<\/p>\n

\u201cSaya diganjar diberikan penghargaan Panasonic itu luar biasa. Puji Tuhan. Itu adalah suatu penghargaan yang tidak pernah saya bayangkan, yang tidak pernah saya idam-idamkan dan yang saya harapkan juga. Dan diberikan kepada saya. Itu juga saya jalankan dengan penuh tanggung jawab. Artinya, nggak bisa hanya sekedar populer-populer aja. Populer enak tapi akan lebih enak kalau dibarengi dengan tanggung jawab,\u201d terangnya.<\/p>\n

Menyadari banyaknya prestasi yang sudah ditorehkan, Putra pun merasa penting untuk berbagi ilmu kepada  anak muda pelaku industri media. Dia berpikir sudah waktunya untuk membalas dengan berbagi ilmu.<\/p>\n

\u201cSaya udah dapet terlalu banyak dari industri. Saya besar di industri. Saya besar oleh pemirsa, bukan hanya dapat penghasilan tapi saya juga dapat popularitas, dapat pengalaman dan segala macam. Inilah waktunya saya untuk berbagi. Give Back<\/em>, untuk adek-adek generasi muda membantu industri memproses karyawannya dan lain sebagainya, mendapatkan talentanya. Nah ini semangat yang lagi saya bangun,\u201d terangnya.<\/p>\n

 <\/b>Lewat membangun suatu wadah yang disebut Idtalend.id, Putra pun mulai merealisasikannya saat ini. Dengan segudang pengalaman yang sudah didapatkannya pula Putra kerap diundang untuk mengisi berbagai seminar seputar media.
\n<\/span><\/p>\n

Bahkan sebagai sosok yang cinta Tuhan, Putra pun mendorong anak muda Kristen ataupun media Kristen untuk melakukan tanggung jawab dan beban yang diamanatkan Tuhan yaitu untuk menyampaikan kebenaran.<\/p>\n

\u201cKita sebagai anak Tuhan. Kita sebagai orang Kristen. Kita juga harus tahu bahwa kita punya beban dan tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran. Dalam menyampaika kebenaran itu prosesnya juga tidak mudah. Prosesnya juga panjang. Bukan hanya butuh keberanian, tapi butuh ketekunan. Butuh juga pengetahuan terhadap firman Tuhan. Seluruh anak Tuhan di dunia ini harus bergumul, harus mengerti, harus tekun terutama dalam mengerti dan memahami firman Tuhan,\u201d tandasnya.<\/p>\n

 Sumber : Putra Nababan<\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n

 https:\/\/www.jawaban.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pria berdarah Batak kelahiran Jakarta, 28 Juli 1974 ini boleh dibilang adalah jurnalis senior terbaik Indonesia. Walaupun udah memasuki usia kepala empat, Putra Nababan tetap aja eksis di industri media. Wawancara bersama mantan Presiden Amerika Barrack Obama pada Maret 2010 silam jadi satu pengalaman yang paling banyak diingat masyarakat dari Putra Nababan. Dengan bakat presenter…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":7329,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-7328","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7328","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7328"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7328\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":7331,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7328\/revisions\/7331"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7329"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7328"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7328"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7328"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}