Endi Hampir Membakar Ibunya Sendiri<\/strong><\/b><\/p>\nSuatu kali, Endi mencoba menghabisi nyawa seorang pria. Tanpa berpikir panjang dan seolah kehilangan hati nurani, dengan bengisnya membacok pria tersebut berulang kali. Dia bahkan tak segan-segan hendak memenggal kepala laki-laki tersebut. Sesaat akan melakukannya, sirine polisi tiba-tiba terdengar. Bersama rekan-rekannya dia lari meninggalkan lokasi kejadian dimana korbannya sudah terkulai tak lagi berdaya.<\/p>\n
Kejadian itulah yang kemudian menyeret Endi masuk ke sel penjara. Namun tak lama dari itu, Endi kembali bebas.<\/p>\n
Entah apa yang sedang menguasai pikiran Endi saat itu. Sang ibu yang mendengar kabar perkelahian Endi lalu mulai menasihati anaknya agar bertobat dan mencari Tuhan. Dia tidak ingin Endi terus menerus melakukan kejahatan seperti itu. Mendengar ocehan tersebut, Endi segera mengambil minyak, menyirami sang ibu dan siap untuk membakarnya.<\/p>\n
\u201cKarena (mami) ngomong terus tentang Tuhan Yesus, saya jengkel. Dalam pikiran itu langsung \u2018bakar\u2019 gitu. Ambil minyak, trus mami saya sirat minyak. Mami saya cuma (bilang) \u2018Tuhan Yesus. Tolong Tuhan Yesus.\u2019\u201d Terangnya.<\/p>\n
Tuhan sepertinya mendengar seruan sang ibu yang meminta tolong. Tuhan seakan membatalkan niat jahat Endi dan membuat korek yang sudah ada ditangan dan siap dinyalakan pada saat itu justru tak kunjung menyala.<\/p>\n
\u201cSaya lari. Saya lari. Tapi pada waktu Tuha Yesus sudah mnegetok (pintu hati saya). Roh Kudus itu,\u201d kenangnya.<\/p>\n
Peristiwa itu membawa Endi pada satu titik kehidupan yang begitu putus asa. Rasa kalut, penyesalan dan putus asa bercampur menjadi satu. Perasaan-perasaan it uterus berbicara dan membuatnya semakin bimbang. Di tengah kebimbangan itulah Tuhan mulai menyatakan dirinya kepada Endi.<\/p>\n
\u201cSangat keras sekali. \u201cSiapa Engkau?\u201d Saya bilang begitu. \u201cTunjukkan siapa Engkau?\u201d, saya bilang kedua kali. \u201cAkulah Tuhan Allahmu\u201d. Ketiga kali, \u201cSiapa Engkau?\u201d \u201cAkulah Tuhan Allahmu. Yesus Kristus.\u201d Langsung saya nangis. Ada suatu tangan, langsung saya dipeluk. Saya (mencoba) melek waktu itu nggak <\/i>bisa. Saya dipeluk, yaitu ada suara (berkata) begitu: Sudah sejak lama Aku ingin memeluk engkau.\u201d<\/p>\n
Di tengah pertobatan yang dia alami, hati Endi dipenuhi dengan belas kasihan dan pengampunan. Dia melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang dia lukai. Luka kebencian yang lama terhadap sang guru pun akhirnya tersingkap. Dengan penuh tangisan, Endi melepaskan pengampunan penuh kepada sang guru dan segala perlakuannya di masa lalu.<\/p>\n
\u201cJadi kalau kita sudah hidup dalam Tuhan, dan kita percaya bahwa hidup kita sudah dirancangkan, sudah ditentukan bagi garis jalan ini kita mengucap syukur aja,\u201d tandas Endi.<\/p>\n
Dari pengakuan teman-temannya, Endi yang sekarang ini adalah Endi yang sudah berubah. Seorang Endi yang percaya kepada Tuhan dan menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang dirancangkan Tuhan. Dia bukan lagi Endi kecil yang dikatai-katai \u2018si anak nakal\u2019, karena dia tidak ingin percaya lagi dengan segala ucapan negatif itu, yang hanya membuatnya kehilangan rancangan Tuhan yang indah atas dia.<\/p>\n
Sumber : Endi<\/span><\/p>\n <\/p>\n
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n
https:\/\/www.jawaban.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Perkataan berkuasa mendatangkan berkat maupun kutuk. Perkataan yang positif akan memberikan dampak positif pula bagi diri kita ataupun orang lain. Dan sebaliknya perkataan yang buruk hanya akan menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Karena perkataan yang buruk inilah seorang Endi kecil tumbuh dengan kebencian yang berakar dan memilih untuk menjadi seperti apa…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":7555,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-7554","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7554","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7554"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7554\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":7556,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7554\/revisions\/7556"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7555"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7554"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7554"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7554"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}