Orang tua mana yang tidak ingin anaknya bahagia dalam pernikahannya. Ini juga yang menjadi harapan dari orang tua Anita Wijaya. Mengetahui putrinya menjalin hubungan dengan pria pemabuk bernama Royke Henuk, ayahnya marah dan melarang Anita keluar dari rumah.<\/p>\n
Nekat, Anita akhirnya memutuskan pergi dari rumah. \u201cSaat itu, saya pikir mungkin ini yang terbaik untuk saya. Saya merasa dia bisa melindungi saya,\u201d harap Anita. Akhirnya dia memutuskan menikah diam-diam, tanpa restu dari orang tua. <\/p>\n
Harapannya bertolak belakang dari kenyataan. Menjalani kehidupan pernikahannya, Anita kerap melihat Royke pulang dalam keadaan mabuk. \u201cSaya pulang tidak pernah dalam keadaan normal karena setiap hari harus minum. Akibat pengaruh alkohol, saya selalu pulang dengan setengah sadar,\u201d pengakuan Royke. <\/p>\n
Akibat pengaruh alkohol, Royke selalu melihat Anita seolah-olah musuh dan sering marah-marah. \u201cMelihat suami seperti itu, saya jelas kesal. Saya tegur pelan, dia malah balik kasar,\u201d ujar Anita.<\/p>\n
Sedangkan Royke, sama sekali tidak merasa bersalah atas sikapnya. Meskipun istrinya sudah berusaha memberikan perhatian dan mengasihinya, Royke tetap dengan tingkah kasar dan mabuk-mabukan. <\/p>\n
Pernah satu kali keduanya terlibat konflik. \u201cDia marah dan memukul kaca, serpihannya kena ke kaki saya. Saat itu, perasaan saya bercampur antara sedih dan sakit hati,\u201d ungkap Anita.<\/p>\n
Melihat sikap suaminya yang semakin kasar, Anita kemudian memilih pergi dari rumah dan menginap di tempat saudara selama tiga hari. Selama itu, dia diberi nasihat oleh tantenya dan disarankan untuk kembali ke rumah. \u201cSetelah dinasihati oleh bibi, saya sadar bahwa bagaimanapun juga dia tetap suami saya.\u201d<\/p>\n
Kembali ke rumah, keadaan masih sama. Royke masih sering marah. Meskipun begitu, Anita tetap bertahan. Saat suaminya sakit, dia menunjukkan kasihnya dengan mendoakan Royke. Mendengar itu, suaminya merasakan kasih tulus istrinya.<\/p>\n
\u201cDalam hati saya berkata, \u2018istri mendoakan saya, berarrti dia sayang sama saya.\u2019 Padahal saya tahu saya jahat dan galak kepadanya.\u201d Melihat perlakuan istrinya, Royke merasa hatinya sangat tersentuh. <\/p>\n
Anita kemudian memberanikan diri mengajak suaminya untuk ikut doa bersama di rumah tetangga dan Royke mengiyakan. \u201cSelama ini saya selalu mengandalkan diri sendiri. Meski saya percaya sama Tuhan, tapi tidak sepenuhnya,\u201d kata Royke.<\/p>\n
Saat itu dia juga diingatkan tentang firman Allah yang mengatakan, \u2018carilah dulu kerajaan Allah maka semua akan ditambahkan.\u2019 Sejak itu, Royke mulai membuka hatinya untuk kenal lebih dekat pada Tuhan. <\/p>\n
\u201cAda damai sejahtera dalam kehidupan saya, yang selama ini tidak pernah saya alami.\u201d Sadar akan kesalahannya, Royke akhirnya beranikan diri untuk meminta maaf pada Anita. \u201cSaat itu perasaan saya campur aduk dan sukacita melihat dia,\u201d ungkap Anita. Sedangkan Royke merasa senang karena istrinya sudah memaafkannya. <\/p>\n
Pengampunan antara keduanya dan pertobatan Royke membawa sukacita baru dalam kehidupan rumah tangga pasangan ini. Anita kembali merasa semangat dalam hidupnya dan Royke merasa semakin sayang pada istrinya. Dia pun bertekad untuk menjadi bapak dan suami yang baik untuk anak dan istrinya.<\/p>\n
\u201cTuhan ubah semuanya kebiasaan dan keburukannya. Rumah tangga kami terasa damai dan terlindungi. Saya merasa diperhatikan oleh suami. Benar-benarTuhan Yesus adalah Tuhan yang dahsyat, yang bisa memulihkan dan menyembuhkan suami saya,\u201d ujar Anita. Royke sendiri juga mengucap syukur atas kebaikan Tuhan yang sudah membentuknya menjadi manusia baru.<\/p>\n
Selain bertekun dalam doa, Anita tidak pernah menyerah dengan masalah yang membelit rumah tangganya. Dia tahu bahwa Tuhan mendengar doa-doanya. Dia percaya bahwa Tuhan akan memulihkan suaminya dari ketergantungan alkohol dan sekaligus memulihkan keluarganya. <\/p>\n
Sumber : Anita Wijaya & Royke Henuk<\/p>\n
<\/p>\n
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n
https:\/\/www.jawaban.com<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Orang tua mana yang tidak ingin anaknya bahagia dalam pernikahannya. Ini juga yang menjadi harapan dari orang tua Anita Wijaya. Mengetahui putrinya menjalin hubungan dengan pria pemabuk bernama Royke Henuk, ayahnya marah dan melarang Anita keluar dari rumah. Nekat, Anita akhirnya memutuskan pergi dari rumah. \u201cSaat itu, saya pikir mungkin ini yang terbaik untuk saya.…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":7582,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-7581","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7581","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7581"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7581\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":7583,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7581\/revisions\/7583"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7582"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7581"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7581"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7581"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}