Peluru .45-kaliber yang menyasar menghantam dada R.J. Richard ketika dia sedang memotong rumput – menghantam dengan kerasnya dia menduga ada batu yang terlempar keluar dari traktornya.<\/p>\n

Dia mengeluarkan telpon selularnya dari sakunya. Telponnya sudah hancur.<\/p>\n

Pria berumur 68 tahun itu hanya mengalami luka-luka kecil saja. Dia berkata dokternya mengatakan ada dua hal yang mencegah luka-luka yang parah dan kemungkinan membuatnya meninggal yaitu: telpon yang ada di kantongnya, dan kenyataannya peluru itu meluncur dengan miring bukan lurus.<\/p>\n

Richard berkata dia percaya Tuhan yang memberitahunya untuk menaruh teleponnya di kantung depan rompinya dan tidak di kantung celana seperti biasanya. Kecelakaan hari Sabtu itu telah meningkatkan imannya, katanya.<\/p>\n

Richard berpikir bahwa peluru itu mungkin ditembakkan oleh pemburu yang berada di hutan di dekat propertinya yang seluas 5 hektar.<\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

 <\/p>\n

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
\nSaya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
\nSaya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
\nDan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
\nSaya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
\nSaya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.<\/p>\n

Sumber: cahayapengharapan.org<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Peluru .45-kaliber yang menyasar menghantam dada R.J. Richard ketika dia sedang memotong rumput – menghantam dengan kerasnya dia menduga ada batu yang terlempar keluar dari traktornya. Dia mengeluarkan telpon selularnya dari sakunya. Telponnya sudah hancur. Pria berumur 68 tahun itu hanya mengalami luka-luka kecil saja. Dia berkata dokternya mengatakan ada dua hal yang mencegah luka-luka…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":9022,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"footnotes":""},"categories":[3],"tags":[],"class_list":["post-9021","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-kesaksian"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9021","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=9021"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9021\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":9023,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/9021\/revisions\/9023"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/9022"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=9021"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=9021"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.kesaksian.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=9021"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}